Terbitnya Principia mendongkrak ketenaran Newton. Namun pada tahun-tahun berikutnya, sebelum pindah dan menetap di London pada 1696, ia merasa kecewa dengan situasi yang dihadapinya di Cambridge. Di bulan Januari 1689, setelah peristiwa Glorious Revolution terjadi pada 1688, ia terpilih untuk mewakili Cambridge University pada Convention Parliament, yang ia tunaikan hingga Januari 1690. Dalam masa itu, ia menjalin persahabatan dengan John Locke dan Nicolas Fatio de Duilier, dan akhirnya pada 1689 bertemu dengan Christiaan Huygens secara tatp-muka, untuk melakukan dua diskusi lanjutan.
![]() |
Isaac Newton |
Versi Principia
yang telah direvisi, ditinggalkan orang pada 1693, di tengah-tengah penderitaannya
oleh gangguan rasa gugup yang diakibatkan testimoninya sendiri. Dalam masa
pemulihan dari penderitaan itu, ia berusaha melanjutkan eksperimen di bidang
Kimia dan mencoba memperbaiki serta memperluas teori orbit Bulan dalam Principia,
yang didasarkan pada teori gravitasi. Upaya ini kurang berhasil dari yang
diharapkannya.
Newton sempat menaruh
perhatian pada sebuah posisi penting di London, tetapi kurang berhasil, sampai
ia menerima posisi Warden of the Mint, yang relatif minor, pada 1696. Berangkat
dari posisi ini, ia terdongkrak naik dan menjadi Master of the Mint pada akhir
1699. Lagi-lagi ia terpilih mewakili Cambridge University di Parlemen, selama 16
bulan yang dimulai dari tahun 1701, tahun ketika ia berhenti dari Persaudaraan
Trinity College dan dari posisinya sebagai Lucassian Professor.
Pada 1703, Newton
terpilih menjadi presiden Royal Society. Pada 1705, Ratu Anne memberi gelar
kepahlawanan kepadanya.
Tahun-tahun Akhir di London, Detik-detik Akhir Hidup Newton
Sebelum meninggal pada
20 Maret 1727 dalam usia 84, Newton telah menjadi sosok dengan otoritas yang
meredup. Dalam hal ini, di tahun-tahun akhir di Cambridge, ia berhadapan secara
langsung dengan penguasa dan orang-orang yang mempunyai posisi penting, dalam
cara-cara yang tidak diketahuinya. Kesehariannya di rumah berubah secara
dramatis ketika kemenakan perempuannya yang berumus belasan dan luar biasa
bersemangat, Catherine Barton (puteri saudari tiri Hannah), tinggal bersama
Newton tidak lama setelah kepindahannya ke London. Catherine tinggal
bersamanya, sampai ia menikah dengan John Conduitt pada 1717, namun ia dan
Newton masih tetap dekat.
Melalui Catherine dan
suaminya inilah, paper-paper Newton membawa kesejahteraan. Secara sosial,
Catherine terbilang menonjol di antara para penguasa dan cukup terkenal selama
tahun-tahun sebelum menikah. Apalagi, suaminya termasuk di antara orang-orang
paling kaya di London.
Tahun-tahun akhir di
London, Newton terlibat dalam sejumlah perseteruan, yang mungkin saja
diperburuk oleh caranya memanfaatkan posisinya sebagai presiden Royal Society.
Pada permulaan masa jabatan barunya, Newton terlibat perselisihan dengan John
Flamsteed. Dalam perselisihan ini, Newton dan Halley mencederai kepercayaan
Royal Astronomer, dengan menjadikan Flamsteed musuh permanen.
Di sisi lain,
permusuhan antara Newton dan Leibniz berlanjut lebih dalam, bahkan sejak
sebelum Huygens meninggal pada 1695. Permusuhan ini menjadi genting ketika pada
1710, John Keill menuduh Leibniz, bahwa Philosophical Transactions yang
ditulisnya adalah hasil menjiplak kalulus dari Newton. Sebagai anggota Royal
sejak 1673, Leibniz menuntut ganti rugi dari Royal Society. Respon yang
diterbitkan Royal Society pada 1712 tidak berisi apapun selain tentang ganti
rugi. Dalam perselisihan ini, Newton
tidak hanya lebih unggul dalam bereaksi. Pada 1715, ia bahkan secara
blak-blakan memberikan tinjauan anonim terhadap permasalahan ini dalam Philosophical
Transactions.
Leibniz dan koleganya
di the Continent (Benua Eropa tanpa Inggris) tidak pernah nyaman dengan Principia dan
implikasinya yang berdampak luas. Pada tahap tertentu, perseteruan ini
berkembang menjadi permusuhan terbuka terhadap teori gravitasi — suatu
permusuhan yang buta, karena di saat bersamaan, teori gravitasi justru diterima
dengan penuh gairah di Inggris.
Dampak dari
perselisihan antara Newton dan Leibniz lebih lanjut berubah menjadi perpecahan
antara Inggris yang berasosiasi dengan Royal Society, dan kelompok yang
mengerjakan kalkulus bersama Leibniz sejak 1690-an, khususnya Johann Bernoulli.
Perpecahan ini pada gilirannya berubah menjadi perpecahan antara sains dan
matematika Inggris versus the Continent yang sempat terus bertahan cukup
lama setelah meninggalnya Leibniz pada 1716.
Walaupun Newtom
jelas-jelas memiliki waktu jauh lebih sedikit untuk melakukan riset tersendiri
selama di London daripada ketika ia di Cambridge, ia tidak sepenuhnya menyerah
menjadi ilmuan yang produktif. Terbitan pertama versi bahasa Inggris dari Opticks
akhirnya muncul pada 1704, dan sejak itu, karya-karyanya yang lain terus
terbit. Beberapa di antaranya diterbitkan berulah-ulang.
Karya-karyanya terus
dikaji, bahkan setelah bertahun-tahun ia meninggal. Hingga kini pun,
teori-teorinya terus dipelajari oleh para pelajar dari berbagai penjuru dunia.
SELESAI
Sumber Rujukan:
- http://plato.stanford.edu/entries/newton/
- http://anglotopia.wpengine.netdna-cdn.com/wp-content/uploads/2014/08/Sir-Isaac-Newton-HD-Wallpaper.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar