Ilustrasi alam semesta |
Meskipun bergerak
saling menjauh, galaksi-galaksi ini tetap berada dalam ruang angkasa, sehingga
ruang angkasa juga ikut memuai. Dengan kata lain, alam semesta tidak memiliki
pusat. Segalanya bergerak saling menjauh satu sama lain.
Untuk menggambarkan
pemuaian alam semesta, kita bisa mengibaratkannya seperti sebuah adonan roti
kismis. Ketika roti mengembang (membesar), kismis yang berada di dalamnya juga
bergerak saling menjauhi satu sama lain, namun semua kismis ini masih tetap
berada di dalam adonan. Dalam hal pemuaian alam semesta, kismis ini adalah
analogi bagi benda-benda langit yang jumlahnya luar biasa banyak, sehingga
banyak di antaranya belum bisa diamati oleh teknologi kita yang berada di Bumi.
Benda-benda langit tersebut tidak teramati, karena telah bergerak menjauh
sedemikian cepat, sehingga cahayanya tidak mampu mencapai Bumi. Untunglah, gaya
gravitasi yang bekerja dalam tingkat lokal menyebabkan benda-benda angkasa ini
tetap berada dalam ruang angkasa.
Penemuan Fakta
tentang Memuainya Alam Semesta
Pada 1925, ahli astronomi Amerika, Edwin Hubble, melakukan serangkaian observasi yang membawanya pada kesimpulan mencengangkan: bahwa jagat raya tidak statis, alias memuai. Hubble membuktikan bahwa terdapat keterkaitan antara laju galaksi-galaksi yang jauh dan jarak galaksi-galaksi itu dari Bumi. Upaya ini menghasilkan teori yang dikenal dengan Hubble’s Law (Hukum Hubble).
Sumber Rujukan:
- http://www.loc.gov/rr/scitech/mysteries/universe.html
- https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e6/Expanding_Universe.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar