Nasib Pluto Setelah Dikeluarkan dari Keanggotaan Planet

Rabu, 18 November 2015

Sumber gambar: http://news.sciencemag.org/

Pada Agustus 2006, International Astronomical Union (IAU) menurunkan status Pluto yang sebelumnya dianggap planet, menjadi planet kurcaci (dwarf planet). Ini berarti bahwa sejak saat itu, Pluto bukan lagi anggota planet dalam Tata Surya. So, Sistem Tata Surya kita hanya memiliki delapan planet, yaitu: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Neptunus dan Uranus.

Pluto dianggap bukan planet, karena benda angkasa ini tidak memenuhi tiga kriteria planet menurut IAU. Menurut lembaga ini, sebuah benda angkasa baru disebut planet yang sebenarnya, jika benda tersebut telah memenuhi tiga kriteria:
  1. memiliki orbit (garis edar) yang mengitari Matahari
  2. memiliki massa yang cukup besar, sehingga memenuhi asumsi kesetimbangan hidrostatis (sehingga bentuknya hampir bulat)
  3. memiliki daerah persekitaran yang bersih dari benda angkasa lainnya di sekeliling orbitnya.
Pluto tidak memenuhi kriteria ketiga, sehingga tidak bisa disebut sebuah planet. Berdasarkan pengamatan, di dalam daerah persekitaran di sekeliling orbit Pluto, memang telah ditemukan benda-benda dari lajur Kuiper (Kuiper belt), seperti plutinos.

Apabila dicermati lebih jauh lagi, kriteria ketiga mewajibkan sebuah planet memiliki ukuran dan gravitasi yang dominan, sehingga di sekitarnya tidak dimungkinkan adanya benda lain yang dapat menandingi planet tersebut dari segi ukuran, selain satelitnya sendiri.

Sejarah Penemuan Pluto
Pada 1894, seorang berkebangsaan Boston yang kaya raya, Percival Lowell, mendirikan Lowell Observatory di Flagstaff, Arizona. Pada 1906, ia memulai proyek besar untuk mencari planet kesembilan, yang disebutnya ‘Planet X’. Menjelang 1909, Lowell dan William H. Pickering telah mengajukan beberapa koordinat yang memungkinkan untuk ditemukannya Planet X. Lowell terus melakukan pencariannya, hingga ia meninggal pada 1916 tanpa hasil.

Pada 19 Maret 1915, Lowell dan observatoriumnya sebenarnya telah tanpa sengaja menangkap dua gambar redup sosok Planet X. Namun saat itu belum ada yang dapat mengenali jati diri di balik gambar-gambar redup itu. Belum ada yang menyadari bahwa itu adalah sosok Planet X yang selama ini dicari-cari. Bagaimanapun, Lowell bukanlah yang pertama tanpa sengaja menangkap citra Planet X. Penemuan tanpa sengaja terhadap gambar Planet X paling pertama dilakukan oleh Yerkes Observatory, 20 Agustus 1909.

Clyde Tombaugh, ketika itu masih berumur 23 tahun, baru tiba di Lowell Observatory pada tahun 1929 untuk melanjutkan pencarian terhadap Planet X. Secara sistematis, Tombaugh menangkap citra langit malam dalam berpasang-pasang foto yang diambil dua minggu secara terpisah, kemudian menguji tiap pasang untuk mencari tahu apakah telah ditemukan benda yang bergeser posisi. Dengan mesin yang disebut blink comparator, ia dengan cepat dan berulang-ulang memeriksa berbagai tampilan dari sejumlah plat untuk menghasilkan ilusi perpindahan/pergeseran benda, berdasarkan berbagai foto yang ada.

Pada 18 Februari 1930, berdasarkan tampilan dari plat-plat yang diambil dari tanggal 23 sampai 29 Januari pada tahun yang sama, Tombaugh menemukan adanya benda bergerak yang sejak hampir setahun dicari-carinya, dan bertahun-tahun sebelumny dicari oleh para pendahulunya. Planet X telah ditemukan! Foto-foto yang ia temukan berikutnya, semakin meyakinkan dirinya tentang keberadaan Planet X. Penemuan ini diberitakan kepada Harvard College Observatory melalui telegram pada 13 Maret 1930.

Asal-Muasal Nama Pluto
Berita penemuan Planet X segera tersebar secara luas. Sebagai pihak penemu, Lowell Observatory memiliki hak untuk memberi nama bagi planet yang baru saja ditemukan. Observatorium ini menerima saran sebanyak lebih dari 1000 nama dari berbagai penjuru dunia.

Nama Pluto diajukan oleh Venetia Burney. Saat mengajukan nama itu, Venetia masih seorang gadis sekolahan di Oxford, Inggris, dan berumur 11 tahun. Ia memiliki ketertarikan dengan mitologi klasik dan astronomi. Menurutnya, Pluto, nama dewa neraka dalam mitologi klasik, cocok untuk deskripsi Planet X yang gelap dan dingin. Ia mengajukannya ketika sedang berbicang dengan kakeknya,  Falconer Madan, bekas pustakawan di University of Oxford Bodleian Library. Madan menyampaikan nama yang diajukan cucunya itu kepada Profesor Herbert Hall Turner, yang mengirimkannya melalui telegram kepada seorang koleganya di Amerika Serikat.

Planet X secara resmi dinamai dengan Pluto pada 24 Maret 1930, kemudian diumumkan pada 1 Mei 1930. Berkat nama yang diusulkannya, Venetia menerima imbalam sebesar 5 pounds.


Sumber: http://www.loc.gov/rr/scitech/mysteries/pluto.html

Subscribe your email address now to get the latest articles from us

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015. Sainsblog.
Design by Herdiansyah Hamzah - Distributed By Blogger Templates
Creative Commons License