Sumber gambar: http://news.sciencemag.org/ |
Pada Agustus 2006,
International Astronomical Union (IAU) menurunkan status Pluto yang sebelumnya
dianggap planet, menjadi planet kurcaci (dwarf planet). Ini
berarti bahwa sejak saat itu, Pluto bukan lagi anggota planet dalam Tata Surya.
So, Sistem Tata Surya kita hanya memiliki delapan planet, yaitu:
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Neptunus dan Uranus.
Pluto dianggap bukan
planet, karena benda angkasa ini tidak memenuhi tiga kriteria planet menurut
IAU. Menurut lembaga ini, sebuah benda angkasa baru disebut planet yang
sebenarnya, jika benda tersebut telah memenuhi tiga kriteria:
- memiliki orbit (garis edar) yang mengitari Matahari
- memiliki massa yang cukup besar, sehingga memenuhi asumsi kesetimbangan hidrostatis (sehingga bentuknya hampir bulat)
- memiliki daerah persekitaran yang bersih dari benda angkasa lainnya di sekeliling orbitnya.
Pluto tidak memenuhi
kriteria ketiga, sehingga tidak bisa disebut sebuah planet. Berdasarkan pengamatan,
di dalam daerah persekitaran di sekeliling orbit Pluto, memang telah ditemukan
benda-benda dari lajur Kuiper (Kuiper belt),
seperti plutinos.
Apabila dicermati
lebih jauh lagi, kriteria ketiga mewajibkan sebuah planet memiliki ukuran dan
gravitasi yang dominan, sehingga di sekitarnya tidak dimungkinkan adanya benda
lain yang dapat menandingi planet tersebut dari segi ukuran, selain satelitnya
sendiri.
Sejarah Penemuan
Pluto
Pada 1894, seorang
berkebangsaan Boston yang kaya raya, Percival Lowell, mendirikan Lowell
Observatory di Flagstaff, Arizona. Pada 1906, ia memulai proyek besar untuk
mencari planet kesembilan, yang disebutnya ‘Planet X’. Menjelang 1909, Lowell
dan William H. Pickering telah mengajukan beberapa koordinat yang memungkinkan
untuk ditemukannya Planet X. Lowell terus melakukan pencariannya, hingga ia
meninggal pada 1916 tanpa hasil.
Pada 19 Maret 1915,
Lowell dan observatoriumnya sebenarnya telah tanpa sengaja menangkap dua gambar
redup sosok Planet X. Namun saat itu belum ada yang dapat mengenali jati diri
di balik gambar-gambar redup itu. Belum ada yang menyadari bahwa itu adalah
sosok Planet X yang selama ini dicari-cari. Bagaimanapun, Lowell bukanlah yang
pertama tanpa sengaja menangkap citra Planet X. Penemuan tanpa sengaja terhadap
gambar Planet X paling pertama dilakukan oleh Yerkes Observatory, 20 Agustus
1909.
Clyde Tombaugh, ketika
itu masih berumur 23 tahun, baru tiba di Lowell Observatory pada tahun 1929
untuk melanjutkan pencarian terhadap Planet X. Secara sistematis, Tombaugh
menangkap citra langit malam dalam berpasang-pasang foto yang diambil dua
minggu secara terpisah, kemudian menguji tiap pasang untuk mencari tahu apakah
telah ditemukan benda yang bergeser posisi. Dengan mesin yang disebut blink
comparator, ia dengan cepat dan berulang-ulang memeriksa berbagai
tampilan dari sejumlah plat untuk menghasilkan ilusi perpindahan/pergeseran
benda, berdasarkan berbagai foto yang ada.
Pada 18 Februari 1930,
berdasarkan tampilan dari plat-plat yang diambil dari tanggal 23 sampai 29
Januari pada tahun yang sama, Tombaugh menemukan adanya benda bergerak yang
sejak hampir setahun dicari-carinya, dan bertahun-tahun sebelumny dicari oleh
para pendahulunya. Planet X telah ditemukan! Foto-foto yang ia temukan
berikutnya, semakin meyakinkan dirinya tentang keberadaan Planet X. Penemuan
ini diberitakan kepada Harvard College Observatory melalui telegram pada 13
Maret 1930.
Asal-Muasal Nama Pluto
Berita penemuan Planet
X segera tersebar secara luas. Sebagai pihak penemu, Lowell Observatory
memiliki hak untuk memberi nama bagi planet yang baru saja ditemukan.
Observatorium ini menerima saran sebanyak lebih dari 1000 nama dari berbagai
penjuru dunia.
Nama Pluto diajukan
oleh Venetia Burney. Saat mengajukan nama itu, Venetia masih seorang gadis
sekolahan di Oxford, Inggris, dan berumur 11 tahun. Ia memiliki ketertarikan
dengan mitologi klasik dan astronomi. Menurutnya, Pluto, nama dewa neraka dalam
mitologi klasik, cocok untuk deskripsi Planet X yang gelap dan dingin. Ia
mengajukannya ketika sedang berbicang dengan kakeknya, Falconer Madan, bekas pustakawan di
University of Oxford Bodleian Library. Madan menyampaikan nama yang diajukan
cucunya itu kepada Profesor Herbert Hall Turner, yang mengirimkannya melalui
telegram kepada seorang koleganya di Amerika Serikat.
Planet X secara resmi
dinamai dengan Pluto pada 24 Maret 1930, kemudian diumumkan pada 1 Mei 1930.
Berkat nama yang diusulkannya, Venetia menerima imbalam sebesar 5 pounds.
Sumber: http://www.loc.gov/rr/scitech/mysteries/pluto.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar