Sejarah Pencarian Kehidupan di Luar Bumi

Kamis, 26 November 2015

Gagasan bahwa ada Tata Surya lain sebenarnya sudah muncul sejak era Yunani Kuno, atau bahkan mungkin jauh lebih lama daripada itu.

Pada permulaan abad 20, melalui teleskopnya, Edwin Hubble menemukan nebula-nebula kecil di sekitar kumpulan bintang di luar galaksi kita. Tiap nebula memuat ratusan miliar bintang.


Pengamatan Hubble menunjukkan bahwa jagat raya memiliki galaksi dengan jumlah yang tak terhitung dan boleh jadi, beberapa di antaranya memuat planet yang ramah untuk dihuni. Hingga hampir satu abad telah berlalu, namun usaha untuk menemukan kehidupan di luar Tata Surya masih belum menemukan titik terang. Ketika muncul kabar ditemukannya planet ramah ini, dengan segera kabar itu ditolak.

Usaha Mencari Kehidupan di luar Bumi

Karena planet-planet di luar galaksi Bima Sakti terlalu kecil dan terlalu jauh untuk diamati secara langsung, ahli astronomi melakukan pencarian dengan cara mendeteksi pengaruh yang diakibatkan planet-planet itu terhadap bintang (host star) yang dikelilinginya. Selama akhir 1960-an, ahli astronomi Peter van de Kamp mengklaim telah mendeteksi dua planet dengan menggunakan teknik. Meskipun demikian, pengamatan-pengamatan berikutnya tidak berhasil membuktikan keberadaan planet lain di sekitar Barnard’s Star, sistem bintang kedua yang paling dekat dengan matahari.

Usaha mencari dunia baru di sekitar bintang-bintang mulai menemui titik terang pada 1980-an, berkat Dr. Bradford A. Smith dari University of Arizona di Tucson, dan Dr. Richard J. Terrile dari Jet Propulsion Laboratory. Kedua ilmuan ini melakukan pengamatan infra merah terhadap debu-debu yang mengelilingi bintang Beta Pictoris.

Pada 1994, Dr. Alexander Wolszczan dari Pennsylvania State of University, menemukan dua atau tiga objek berukuran planet yang mengitari pulsar, di dalam sistem perbintangan Virgo. (Pulsar ialah sisa ledakan supernova yang bersifat padat dan berputar dengan cepat.).

Penemuan Wolszczan masih menjadi bahan perdebatan. Namun, satu hal yang pasti: Planet-planet ini tidak mendukung terselenggaranya kehidupan seperti di Bumi. Radiasi berenergi tinggi membuat kehidupan a la Bumi menjadi mustahil di sana.

Kemajuan dalam Pencarian

Kemajuan itu pun datang. Tepatnya, pada tahun 1995, saat sebuah tim yang terdiri dari Michel Mayor dan Didier Queloz dari Genewa, menemukan sebuah planet yang berputar cepat di dekat bintang 51 Pegasi. Massa planet ini berkisar antara separoh massa Jupiter hingga dua kalinya. Mayor dan Queloz melakukan pengamatan dengan cara yang tidak langsung, yakni dengan menggunakan metode kecepatan radikal (radical velocity method).

Tiga bulan kemudian, tim yang dipimpin oleh Geoffrey W. Marcy dan Paul Butler dari San Fransisco State University dan University of California di Berkeley, menemukan planet yang sama yang telah ditemukan Mayor dan Queloz. Lebih dari itu, Marcy, dkk. juga menemukan dua planet lain. Menjelang akhir abad 20, lusinan planet telah ditemukan.


Pencarian Dunia Baru di Era yang Baru

Kini, perburuan exoplanet (planet di luar sistem tata surya) menjadi bagian utama dari astronomi. Umat manusia sedang membangun instrumen-instrumen yang mampu menemukan lebih banyak planet dan lebih banyak lagi, terutama planet yang mirip Bumi.

Misi CoRoT Prancis, yang diluncurkan pada 2006, adalah misi pertama yang ditujukan untuk mencari planet yang lewat di depan bintang-bintang. Misi ini berhasil menemukan lusinan exoplanet baru, yang beberapa di antaranya termasuk dalam daftar planet di luar Tata Surya yang paling banyak dipelajari.



Pada 2009, NASA meluncurkan misi pertama untuk pencarian eksoplanet, yang dinamai dengan Kepler. Misi Kepler menemukan, antara lain:
  • Planet berukuran kecil merupakan planet yang paling banyak ditemukan di galaksi-galaksi,
  • Matahari tergolong bintang yang tenang, dibandingkan dengan bintang lainnya,
  • Kepler berhasil menemukan sistem-sistem tata surya multiplanet yang eksotis,
  • Kepler berhasil menemukan Hot Jupiter dengan kerapatan yang sangat kecil.
Kepler boleh jadi misi eksoplanet pertama NASA, tetapi bisa dipastikan bukan yang terakhir. Seiring dengan perkembangan Kepler dan berbagai teknologi di muka Bumi, tidak mustahil bahwa kelak, ia akan menemukan banyak planet seukuran Bumi, barangkali di dalam zona yang ramah untuk kehidupan umat manusia.


Sumber Rujukan:
  • http://planetquest.jpl.nasa.gov/page/history
  • http://scitechdaily.com/images/Researchers-Investigate-Exoplanet-Surfaces.jpg

Subscribe your email address now to get the latest articles from us

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015. Sainsblog.
Design by Herdiansyah Hamzah - Distributed By Blogger Templates
Creative Commons License