Biografi Isaac Newton II: Menuju Principia

Sabtu, 21 November 2015

Isaac Newton
Dalam masa-masa ketika menempati posisi Lucassian Professor of Mathematics, kegiatan akademik Newton antara lain memberikan kuliah dan melakukan riset berbagai bidang. Tahun 1671, ia telah merampungkan sebagian besar dari risalahnya mengenai kalkulus. Di kemudian hari, ia mendapati risalah ini tidak diterbitkan. Hal ini rupanya membuat ketertarikan Newton terhadap kalkulus berkurang dan mengalihkan perhatiannya ke bidang aljabar. (Ini tampak, misalnya, dari sebagian besar kuliahnya yang mengambil topik aljabar).

Kuliah yang diberikannya dari 1670 hingga 1672 berkaitan dengan optik dan eksperimen-eksperimennya yang ia presentasikan secara detail. Ia sempat menerbitkan artikelnya dalam bidang optik pada awal 1672. Materi artikel ini sempat dibacakan di depan Royal Society, kemudian diterbitkan di Philosophical Transactions of the Royal Society. Sebagai akibatnya, selama empat tahun setelah itu, Newton terlibat dalam perdebetan dengan beragam tokoh yang menantang dan mempertanyakan keahliannya. Di antara mereka adalah Robert Hooke dan Christiaan Huygens. Perdebatan ini membuat jengkel Newton, hingga ia menjauh dari perdebatan publik lebih lanjut mengenai filsafat alam. Meski demikian, sebelum mengucilkan diri pada 1670-an, pada pertengahan 1670-an, Newton sempat juga berdebat panjang terutama dengan John Collins dan Leibniz, mengenai kajiannya tentang kalkulus.

Periode ketika ia menjadi Lucassian Professor menandai awal dari riset-riset Newton di bidang alkimia dan teologi. Bahkan, ia pun sempat mempertanyakan keakuratan doktrin yang terpusat pada Gereja Roma dan Anglikan. Dalam periode ini, Newton hanya menunjukkan sedikit ketertarikan terhadap orbital astronomy, sampai Hooke mulai saling berkirim surat dengannya akhir November 1679, tidak lama setelah Newton kembali ke Cambridge. Hooke sedang mencari materi untuk Royal Society. Tidak lama kemudian, ibu Newton meninggal dunia.

Pada 1684, Halley mengunjugi Newton dan melontarkan sebuah pertanyaan tentang bentuk orbit, yang juga pernah ditanyakan oleg Hooke sebelumnya. Newton pun menjawab bahwa bentuk orbit yang dimaksud adalah elips. Karena tidak bisa membuat paper yang menjelaskan gagasannya itu, Newton dengan rela memberikan pencapaian menjadi milik Halley.

Newton memenuhi janjinya di bulan November untuk mengirimi Halley sebuah manuskrip yang terdiri dari 9 halaman berukuran folio, dengan judul “De Motu Corporum in Gyrum (On the Motion of Bodies in Orbit)”. Newton memasukkannya ke dalam Register of the Royal Society pada awal Desember 1684. Bagian isi makalah ini terdiri dari 10 proposisi (3 teorema dan 7 permasalahan). Seluruh proposisi itu berikut akibat-akibatnya (corollaries) itu, nantinya terus muncul secara berulang di dalam proporsisi-proporsisi penting dalam Principia.

Sejak akhir 1684 hingga awal 1687, Newton berkonsentrasi melakukan riset yang memperluas risalah 10 proposisinya menjadi 500 halaman yang diberinya judul dengan Principia. Dalam Principia, ia menurunkan 192 proposisi. Pada mulanya, ia berencana membagi Principia ke dalam dua buku, tetapi kemudian ia jadikan tiga buku. Manuskrip Buku 1 dikirim ke London pada musim semi tahun 1686, sedangkan manuskrip Buku 2 dan 3 dikirim pada Maret dan April 1687, secara berturut-turut. Tiga ratus salinan dari Principia diterbitkan pada musim panas tahun 1687, mendongkrak reputasi Newton yang telah berumur 44 tahun menjadi ilmuan terdepan di bidang filsafat alam, sekaligus mengakhiri pengucilannya komparatif dirinya.


Sumber Referensi:
  1. http://plato.stanford.edu/entries/newton/
  2. http://anglotopia.wpengine.netdna-cdn.com/wp-content/uploads/2014/08/Sir-Isaac-Newton-HD-Wallpaper.jpg

Subscribe your email address now to get the latest articles from us

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015. Sainsblog.
Design by Herdiansyah Hamzah - Distributed By Blogger Templates
Creative Commons License