Biografi Isaac Newton I

Kamis, 19 November 2015

Isaac Newton Muda
Isaac Newton termasuk tokoh yang sangat berpengaruh dalam sejarah. Ia adalah orang nomor dua dari 100 tokoh yang paling berpengaruh menurut Michael H. Hart (1993), setelah Nabi Muhammad yang berada pada urutan pertama.

Bagaimanakah sejarah hidup tokoh besar ini? Berikut adalah sekelumit biografi Isaac Newton, yang penulis terjemahkan dengan bebas dari Stanford Encyclopedia of Philosophy.

Newton dilahirkan pada 25 Desember 1642, dalam sebuah keluarga yang puritan di Woolsthorpe, sebuah kota kecil di Linconshire, dekat Grantham. Ia lahir tidak lama setelah meninggalnya Galileo. Ayahnya yang berprofesi sebagai seorang petani dan buta aksara, meninggal dua bulan sebelum kelahiran Newton.

Ibu Newton bernama Hannah. TIga tahun setelah kematian suaminya, ia menikah lagi dengan Barnabas Smith yang waktu itu telah berumur 63. Hannah kemudian tinggal di tempat suaminya, meninggalkan Newton hidup bersama dengan kakek-neneknya yang baik hati. Dari ibu dan neneknya inilah Newton belajar membaca. Pada 1653, Hannah kembali ke Woolsthorpe setelah Smith meninggal, dengan membawa tiga anaknya yang baru. Tiga tahun kemudian, Newton mengikuti pendidikan sekolah di Grantham, lalu putus sekolah pada 1659. Ia memutuskan untuk mencurahkan waktunya mengurus pertanian.

Saudara laki-laki Hannah, yang telah menerima gelar M.A. dari Cambridge dan menjadi kepala sekolah di Grantham, mendorong agar Hannah membujuk Newton untuk mempersiapkan diri memasuki perguruan tinggi. Sebagai hasilnya, pada 1661 Newton mulai berkuliah di Trinity College dalam usia yang agak lebih tua dibandingkan dengan teman-teman seangkatannya.

Masa muda Newton dipenuhi dengan banyak pergolakan. Di antara peristiwa besar dan penuh pergolakan yang terjadi pada masa itu adalah English Civil War (Perang Sipil Inggris), yang dimulai pada 1642.

Masa Studi di Cambridge
Di Cambridge, pendidikan awal Newton terbilang klasik, karena lebih berfokus pada retorika ala Aristoteles, logika, etika dan fisika. Newton sudah menunjukkan kegeniusan yang luar biasa, meski masih sangat belia. Menjelang 1664, ia mulai melampaui kurikulum standard. Dibacanya buku-buku pemikir besar, seperti Opera Philosophica karya Descartes, yang termasuk di antaranya adalah Meditations, Discourse in Method, Dioptrics, dan Principles of Philosophy. Ia juga mempelajari secara otodidak sejumlah hasil karya para matematikawan yang banyak dipelajari saat itu.

Tahun-tahun antara 1665 dan 1667 adalah masa ketika ia membuat penemuan-penemuan pertamanya di bidang optik. Dalam rentang itu pula, ia mengembangkan teori matematika tentang gerak melingkar seragam. Yang lebih mengesankan lagi, pada 1666, ia secara de facto telah menjadi matematikan terdepan di dunia, yang ditandai dengan keberhasilannya menemukan teori Kalkulus.

Newton kembali ke Trinity pada 1667, melanjutkan penelitiannya di bidang optik dan menulis lanjutan dari teori Kalkulusnya. Melihat kejeniusan dan prestasi Newton, Isaac Barrow merekomendasikannya sebagai penggantinya untuk menjabat sebuah posisi bergengsi yang disebut dengan Lucassian Professor of Mathematics. Ia menduduki posisi ini pada 1669, empat setengah tahun setelah menerima gelar Bachelor of Arts.


Sumber Rujukan:

  1. Hart, Michael H., 1993, The 100: A Ranking of The Most Influential Persons in History, New York: Carol Publishing House.
  2. http://plato.stanford.edu/entries/newton/
  3. http://s28.postimg.org/gfnxsk7fx/isaac_newton.jpg

Subscribe your email address now to get the latest articles from us

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015. Sainsblog.
Design by Herdiansyah Hamzah - Distributed By Blogger Templates
Creative Commons License